KHR. As’ad Syamsul Arifin

Ode Buat KHR. As’ad Syamsul Arifin

KHR. As'ad Syamsul Arifin

Oleh : D. Zawawi Imron ‘Si Celurit Emas’

Pada tahun 1897 menjelang abad 20/ 200 meter dari Masjidil Haram
Di kota Mekkah yang penuh berkah/ di tingkah pasir yang berdzikir
Dalam semerbak doa dan syukur/ dibawah curahan rahmat dan hidayat
Lahirlah seorang bayi
Lahirlah guru kami tercinta / KHR. As’ad Syamsul Arifin
Yang nantinya akan menjadi /ahli waris Rasulullah
Begitu lahir bayi itu di bawa ayahandanya/KHR. Syamsul Arifin ke baitullah
Agar kalbunya selalu harum dengan aroma ka’bah/ lalu KHR.Syamsul Arifin
Membisikkan adzan di telinga kanannya/ dan lafadz iqomah di telinga kirinya
Langit biru lazuardi melangkung ke cakrawala / tak ada awan menutupinya
Telah lahir seorang bayi/ telah lahir calon pemimpin
Yang nantinya akan pulang ke negeri nenek moyangnya/ yang bernama Indonesia
Bayi itulah / selain minum air susu ibu tercipta/ tiap hari minum air zam-zam
Yang ditimba dari sumber yang memancar / dari sentuhan tumit nabi ismail
Selepas balita belajar ngaji di dekat ka’bah/ berguru kepada orang-orang yang berhati mulia
Maka jadilah beliau remaja / yang bebantal sejadah
Berselimut iman / berpayung rahmat allah
Kemudian beliau pulang ke Indonesia/ bukan untuk menjauh dari baitullah
Tetapi akan membawa cahaya ka’bah / dan aroma hajar aswad
Ke tanah kelahiran ayah bundanya tercinta
Meskipun kiai as’ad / mendapat cucuran ilmu di baitullah/ tiba di Indonesia
Jiwanya tetap dahaga terhadap ilmu / kalbunya senanatiasa haus akan ilmunya rasulullah
Hal itu menjadi pertanda /bahwa ilmu rasulullah
Tidak hanya semarak di mekkah saja / ilmu rasulullah telah tersebar kemana- mana
Kiai As’ad pun lalu nyantri / mengasah jiwa mulai dari
banyuanyar, sidogiri, buduran /serta berguru kepada syeikhona kholil bangkalan
dan kepada Hadratussyaikh Hasyim Asyari di tebuireng
meskipun telah banyak ilmu yang mengisi pada jiwanya/ meskipun telah banyak kitab
yang telah ditelaah dan dipahaminya/ serta banyak orang yang menimba ilmu padanya
kiai as’ad tetap merasa kecil di hadapan allah/ karena itu beliu senang bersujud
karena itu beliau senang mengajak / orang bersujud kepada allah
mengajak, berdakwah , menyampaiakan /sekalimah demi sekalimah
butir-butir mutiara hikmah / yang diwariskan Rasulullah
ditaburkan dari desa ke desa/ dari jiwa ke jiwa
agar ummat mengenal allah
maka tibalah saatnya beliau membantu ayahahndanya / menegakkan tongkat sejarah
di sebuah wilayah yang sana sini maih hutan belukar / yang berduri onak dan binatang buas
masih bersarang suko belaso/ yang oleh Kiai Syamsul Arifin
diubah menjadi suko raja/ kaki besar, kaki pekasa
kemudian di ubah menjadi sukorajja, sukorejo
disinilah sinar islam itu dinyalakan / bermula cahaya lilin
lalu membesar seperti mercury/ dan berkembang menjadi
cahaya bulan purnama yang menyinari Indonesia
disinilah santri- santri diperkenalkan / kepada yang maha pencipta
kemudian bersujud setia / dengan menyentuhkan dahi ke tanah
sujud, sujud, sujud allahu akbar/ manusia yang berasal dari tanah allahu akbar allahu akbar
sadar bahwa dirinya akan kembali pada tanah, allahu akabar
lalu hutan beluar yang asalnya/ penuh binatang liar itu
berubah menjadi telaga ilmu/ tempat anak negeri mencari damai dengan tuhannya
mencari damai dengan bangsa dan tanah airnya
pada zaman kemerdekaan / kiai as’ad tampil didepan
membela tanah air dan bangsa yang akan di jajah
beliau mengajak ummat menyanyikan/ gita cinta kemerdekaan
untuk maju ke medan perang/ perang kemerdekaan
inilah perang sabilillah/ yang berangkat dari resolusi jihad
yang dikobarkan para ulama’ yang berada/ di bawah komando Hadratussyaikh Hasyim Asyari
kiai As’ad berjuang menjadi perisai kemerdekaan /bukan untuk meraup keuntungan
bukan untuk disebut pahlawan/ bukan untuk mengejar kedudukan
tapi ikhlas semata- mata karena Allah/ agar Indonesia merdeka
Agar seluruh bangsa Indonesia tersenyum
Agar bangsa Indonesia meraih harkat dan kehormatan / tanpa penindasan
Tanpa kekejaman / serta mampu berdiri tegak / dengan taqwa dan kemakmuran
Sejajar dengan bangsa- bangsa yang merdeka / itulah cita-cita cemerlang buat ummat
Untuk meraup masa depan gemilang/ di bawah sinar iman dan islam
Tapi kalau tanah air/ yang seharusnyajadi sejadah
Tidak di jadikan tempat bersujud kepada allah/ tanah air malah dijadikan
Tempat maksiat, dijadikan/ tempat berbuet dosa,
Fitnah, permusuhan
Maka tanah air itu akan stress
Akan menggeliat / sehingga air laut ditumpahkan ke darat
Lalu terjadilah tsunami/ lau terjadilah gempa
Lalu terjadilah semburan Lumpur/ astaghfirullah, astaghfirullah
Kiai as’ad teladan ummat/ perjuangannya seindah bunga mawar
Keikhlasannya semerbak melati
Maka berbahagialah orang-orang yang sempat / berguru padanya
Berteladan akhlaq mulianya/ berkiprah meniru sepak terjang perjuangaannya
Ya allah/ khr.as’ad syamsul arifin/ guru kami tercinta telah pergi
Tapi semangat taqwa dan perjuangaannya/ semoga tetap berkah
Semoga tetap menyala sampai hari kiamat nanti
Ya allah taburkanlah kepada kami barokah / kami ingin menjadi ummat
Yang rindu rasulullah/ dan di rindukan rasulullah

Madura, 3 Juni 2007